Serpihan Jiwa nan Usang
Hampanya malam tiada tara
Dengan hampanya batin
Berdiri jelas sebuah pohon ara
Dan tangan menggenggam liontin
Di mana dia? Di mana?
Telah lama tak kudengar kabar
Walau hati telah menanti sabar
Walau jiwa kian merana
Waktu takkan pernah terulang
Keindahan habis dilahap umur
Tiada beda dengan kayu berjamur
Sebuah serpihan jiwa nan usang
Komentar
Posting Komentar