1st Story Of XI IPA 1
Greget. Tiada kata yang
lebih cocok lagi untuk mendeskripsi hari pertamaku kembali ke sekolah. Pertama
kali ku melangkah ke kelas baru, hanya aku temui kelas kosong dengan platfon
yang seolah-olah akan mencium orang di bawahnya. Meja kursi hanya sepasang. Itu
saja tergeletak di lantai dengan menyedihkan. Jendela hampir tiada yang bisa
dibuka. Listrik tidak jalan, kelas yang gelap, lampu yang tak dapat menyala.
Belum lagi matras olahraga disertai dengan serpihan platfon. Sungguh, kami
diberikan ruangan yang sangat tak layak. Inilah kelas XI IPA 1 pada mulanya.
Heran, mengapa kami diberikan kelas seperti itu.
Tak banyak yang bisa kami lakukan. Dua puluh lima siswa-siswi hanya bisa mengabaikan dan meninggalkan ruangan tak layak pakai itu. Penjaga sekolah pun juga berpendapat bahwa kelas itu tak bisa digunakan. Nah, saat wali kelas kami datang , ia sangat terkejut dan berjalan cepat ke arah ruang guru. Ia meninggalkan kami di depan ruangan itu. Sebelum ia berjalan menuju ruang guru, kulihat ekspresi wajahnya yang tampak geram. Sepertinya ia tak dapat menerima bahwa kita harus mendapatkan kelas seperti ini.
Tak banyak yang bisa kami lakukan. Dua puluh lima siswa-siswi hanya bisa mengabaikan dan meninggalkan ruangan tak layak pakai itu. Penjaga sekolah pun juga berpendapat bahwa kelas itu tak bisa digunakan. Nah, saat wali kelas kami datang , ia sangat terkejut dan berjalan cepat ke arah ruang guru. Ia meninggalkan kami di depan ruangan itu. Sebelum ia berjalan menuju ruang guru, kulihat ekspresi wajahnya yang tampak geram. Sepertinya ia tak dapat menerima bahwa kita harus mendapatkan kelas seperti ini.
Ah, Setelah sekitar satu
jam berlalu, wali kelas kami muncul dan segera membuka pintu lab fisika yang
terkunci. Wow, debu menyelimuti satu ruangan seolah-olah kota
Sorong dilanda abu vulkanik. Padahal tidak ada gunung berapi di tanah Papua.
Wali kelas kami pun kaget mengapa lab fisika menjadi begini. Tunggu, apa
maksudnya masuk lab fisika di awal masuk sekolah? Yap! Kami, XI IPA 1 menetap
di lab fisika selama tahun ajaran 2016/2017.
Ya, hari pertama kami
habiskan untuk sekedar membersihkan kelas yang sangat berdebu ini. Hanya bisa
senyum-senyum sendiri pas lihat temanku yang berada di XI IPA 2 mendapatkan
kelas yang indah. Gak kayak kami yang bakalan di lab terus sampe tahun ajaran
habis. Tapi ada kerennya sih, kita jadi XI IPA yang bakalan di lab terus kayak profesor.
Wkwkwk. Just kidding. Nah, kalo kelas lain mau pake lab fisika,
kita harus dipindahkan ke kelas yang mau pake lab. Seperti pas jam sejarah,
saat X IPA 2 mau pake lab, kita lah yang pindah ke X IPA 2. Siklus ini terjadi
berulang-ulang sampe kita ini berasa kayak "turis". Hahaha,
"turis" itu sebenarnya kata buat penghiburan diri doang.
Gak apa-apalah.
Setidaknya kami mendapatkan lab yang cukup keren untuk dihuni setiap hari. Meja
kami juga empat kali lipat panjang meja normal kok. Walaupun mejanya sih pake
bertiga. Ya kutahu, kelas XI IPA 1 bertempat di lab fisika yang membuat kita
terlihat seperti peneliti fisika (kidding), XI IPA 2 bertempat di kelas
normal yang deket WC cowok, sedangkan XI IPA 3 bertempat di gudang yang
sekarang diubah menjadi kelas.
Ya, setidaknya kami gak
di kelas yang sebelumnya. Itu kelas yang lumayan mengerikan jika dibanding
dengan lab fisika. Sekarang, kami akan menjadi penduduk lab fisika dalam waktu
satu tahun dan sedikit perjalanan ke kelas IPA lain yang bakalan pake lab
fisika. Yes,we are tourists. Wkwkwk. Oke, See you all next
time.
Komentar
Posting Komentar