Pain, Time & Dreams
Menangislah, sebab langit juga menghujani bumi dengan air matanya. Marahlah sebab gunung berapi pernah murka dengan amarah berapi-api. Pergilah, berlarilah sebab angin juga telah berlalu-lalang tanpa arah yang pasti. Alam saja bisa demikian apalagi manusia yang merupakan mahkluk yang bisa tersakiti jiwanya maupun badannya. Berkeluh saat sakit boleh, tapi jangan hingga terpuruk dan tak berdaya.
Banyak bulan, minggu, hari, jam, menit, detik hanya lewat begitu saja saat kami menua. Sebab jarum jam terus berputar memberi simbol bagaimana waktu terus berjalan. Mengapa dunia harus terus berputar seperti jarum jam yang terus berputar dan kian berdetak? Mengapa manusia terus tenggelam dalam arus kehampaan? Ya, dunia terus berputar, berputar dan berputar saat kita berputus asa maupun tidak. Sama sekali tiada celah bagi yang egois, betul, bagi mereka yang menginginkan waktu dan dunia untuk berhenti. Itu tak mungkin bisa terjadi sebab dunia dan waktu tak hanya berjalan untuk seorang saja. Ya, Walau hati merana, dunia dan waktu akan terus berjalan menghanyutkan mereka yang tak bisa berpacu dengan waktu dan perputaran dunia ini.
Langit abu nan kelabu, air mata surga terus turun di bumi yang dipenuhi kesuraman duniawi. Cita-cita yang perlahan runtuh saat semuanya mencapai klimaks. Lantas, apa yang mau kita lakukan? Sungguh, relakah kita melepaskan segala mimpi, cita-cita, tujuan serta harapan yang telah dititipkan kepada kami semua? Melepaskan memang sakit. Batin terasa tergoncang saat segala impian seolah mencapai hari kiamat. Ingin sekali untuk kulepaskan itu semua. Namun, semakin kucoba lepas, semakin hancur jiwa ini menjadi. Mengapa semakin sakit? Apakah melepaskan itu semua sama dengan mencabut nyawaku? Apakah setara dengan mencabut jiwa ini dari badanku sendiri? Jangan lepaskan sebab melepaskan impian itu sama seperti bunuh diri. Janganlah melepaskan impian itu. Kita pasti sanggup untuk menahan. Kita takkan diberi tantangan oleh-Nya yang tak sanggup kami tangani sebab Ia yang mengetahui batas kita semua
Kejarlah, walau luka batin kian bertambah tanpa batas. Berjuang, menerjang, memukul pergi segala rintangan yang mencoba memusnahkan tujuan, cita-cita dan harapan. Berhenti mengeluh. Talk less, work more. Eksekusi impian itu. Jangan biarkan impian itu hanya hanyut sebagai imajinasi belaka. Ubahlah sketsa impian itu menjadi kenyataan yang jernih. Walaupun memang susah, mendingan kita terus mengejar sambil menderita daripada "mati" tanpa harapan. Daripada menjadi "zombie", tanpa tujuan hidup. Sebab, rasa sakit menandakan anda masih hidup.
Nah, sekarang masalah sukses atau tidak kini tergantung pada kita. Apakah kita cukup berusaha untuk mengejarnya? Pantaskah kita? Percayalah, masa depan sedang menunggu kita di sana. Di waktu jauh atau dekat di mana kita akan menggapainya. Entah jauh di mana, entah dekat di mana. Hanya kitalah penentunya. Mau kejar atau tidak? Atau hanya membiarkan semuanya lenyap sebagai mimpi belaka di arus dunia modern ini? Hidup memang susah. Kalau bukan atau tak pernah susah, bukan hidup namanya. Karena namanya hidup, ada naik dan turun seperti detak jantung kami yang ada masa istirahat dan masa kontraksinya. Walau jalan yang ditempuh penuh tantangan, jalani. Walau hati harus tabah menerima segala-galanya.
Believe me, the future is there waiting for us to pursue it. We know, when there's a will, there's a way. Now, stop being upset. Stand up, fight and strengthen your will. Because the bright future is waiting for us somewhere and somewhen if we pursue it with all the will we have.
Komentar
Posting Komentar