Competition At UKiP! Part 1
Sekitar tiga puluh menit kami terlambat. Kami, anak Warning (Warga Ibu Nuning - XI IPA 1) beserta tiga anak kelas sepuluh yang mewakili SMAGUST tiba di UKiP untuk English Quiz & English Speech. Mengira pidato pembukaan telah dimulai, nyatanya kegiatan di sana belum mulai sama sekali. Padahal, pihak penyelenggara lomba menuliskan jam mulainya adalah jam setengah delapan. Ternyata mereka jam karet. Padahal kita sudah terlambat tiga puluh menit karena mencari kendaraan dan latihan yel-yel.
Gedung Utama UKiP |
Seingat saya, pidato pembukaan dimulai jam sembilan pagi. Saya bukan tipe pendengar yang mau mendengarkan pidato pembukaan yang membosankan apalagi si orator hanya membaca teks dengan nada yang statis. Teman-teman warning saja sudah bercerita dan bersenda-gurau di belakang karena bosan. Ugh, iya. Bosan berat. Lima belas menit terasa seperti lima belas abad. Apalagi kudengar pengucapan kata-kata dengan kesalahan yang lumayan fatal.
Setelah tiga atau empat pidato dari penyelenggara berlalu, lomba english speech dengan tema "building the spirit of improvement" pun dimulai. Andreas (X IPA 3) , perwakilan dari sekolah kami mencabut undian dan mendapatkan nomor lima. Dari apa yang kulihat, jumlah seluruh peserta pada lomba ini sama dengan tiga belas sekolah. Maka, akan ada tiga belas orang yang berpidato di depan. OMG, aku sungguh berharap mereka tidak berpidato dengan nada statis, menggunakan penghayatan bernilai nol dan berbicara hal-hal yang membosankan tanpa adanya unsur emosi dari mereka sendiri.
Melihat jumlah ini, Andreas pun latihan di belakang aku dan Mrs Yuni. Karena peserta-peserta banyak membacakan pidatonya dengan nada statis, lebih baik aku menoleh ke belakang dan melihat Andreas latihan. Paling lucunya begini, selama dia latihan di belakang aku dan Mrs Yuni, dia menggunakan aksen orang india yang lucu berat. Percaya saja, sangat lucu. Mrs Yuni bahkan tertawa dan menegurnya untuk berhenti menggunakan aksen India yang "mengesankan". Andreas bersikeras bahwa ia menggunakan aksen itu natural. Aku dan Mrs.Yuni juga gak percaya bahwa itu natural. Tapi, mungkin Andreas benar. Ah, tapi dia menggunakan aksen itu dengan kental kok pas maju ke depan.
Setelah tiga atau empat pidato dari penyelenggara berlalu, lomba english speech dengan tema "building the spirit of improvement" pun dimulai. Andreas (X IPA 3) , perwakilan dari sekolah kami mencabut undian dan mendapatkan nomor lima. Dari apa yang kulihat, jumlah seluruh peserta pada lomba ini sama dengan tiga belas sekolah. Maka, akan ada tiga belas orang yang berpidato di depan. OMG, aku sungguh berharap mereka tidak berpidato dengan nada statis, menggunakan penghayatan bernilai nol dan berbicara hal-hal yang membosankan tanpa adanya unsur emosi dari mereka sendiri.
Pemandangan Di Depanku |
Andreas Berpidato |
Aduh, banyak sekali peserta yang membosankan. Hanya dua yang menarik perhatianku. Yang tidak pake teks (aku lupa dari sekolah mana) dan Andreas. Aku cuma bosan merana. Setelah lomba pidato selesai, pihak penyelenggara mengadakan break time yang keteraluan lama. Karena kelamaan, aku, Andreas dan Ariel berjalan menuju kantin UKiP. Mrs.Yuni traktir kami semua nasi ikan. Hehehe, Thanks a lot, Ma'am. :)
Akhirnya jam satu siang baru mulai lomba cerdas cermat. Oh iya, pengumuman juara pidato diumumkan bersamaan dengan juara cerdas cermat. Lomba cerdas cermat itu ceritanya lebih panjang ke mana-mana lagi. Lain kali baru aku post tentang English Quiz-nya. Aku sudah terlalu capek nulis. Hehehe. See you at my next posting.
Parkinson...
BalasHapuswhat great idea
Seriously. Me and Ariel thinks that the paper got a parkinson disease. :D :p
BalasHapus